6/16/2012

KB-KIA Dalam Pengembangan Forum PSM di Komunitas


KB-KIA

A.    KB

Pengertian
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupunmenunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi ataupencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkanpenelitian, terdapat 3.6 juta kehamilan tidak direncanakan setiaptahunnya di Amerika Serikat, separuh dari kehamilan yang tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan tersebut tidak menggunakanalat pencegah kehamilan, dan setengahnya lagi menggunakan alatkontrasepsi tetapi tidak benar cara penggunaannya.Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah spermalaki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) ataumencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) danberkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible (kembali)atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metodekontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama didalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi.

Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasiadalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikankesuburan dikarenakan melibatkan tindakan operasi.Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan carakerjanya yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh, kondomyang menghalangi sperma; metode mekanik seperti IUD; atau metodehormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorangwanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan).Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalahefektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, sertakemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teraturdan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi jugadidasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budayamengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensibersenggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya,tidak ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia (tidak berhubunganseksual), yang efektif mencegah kehamilan 100%

Tujuan
Tujuan Program Keluarga Berencana secara makro untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan menurunkan angkakelahiran, secara mikro mewujudkan ketahanan keluarga dankesejahteraan masyarakat, yang diwujudkan dalam kegiatan sebagaiberikut :
1.      Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan
2.      Pengaturan kelahiran
3.      Pembinaan ketahanan keluarga
4.      Peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluargakecil bahagia dan sejahtera
5.      Meningkatkan koordinasi dan peran serta aparatur serta masyarakatsehingga mampu mewujudkan koordinasi dalam membangunKeluarga Berencana
6.      Meningkatkan peran penyuluh dalam peningkatan capaian program


Sasaran
1.      Mengendalikan tingkat kelahiran penduduk
2.      Meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi
3.      Meningkatkan ketahanan dan pemberdayaan keluarga
4.      Memperkuat kelembagaan dan jejaring pelayanan KB 



KIA

KIA

Pengertian
KIA adalah kegiatan kelompok belajar kesehatan ibu dan anak yanganggotanya meliputi ibu hamil dan menyusui.


Tujuan

a.       Tujuan Umum
Agar ibu hamil dan menyusui tahu cara yang baik untuk menjagakesehatan sendiri dan anaknya, tahu pentingnya pemeriksaan kepuskesmas dan posyandu atau tenaga kesehatan lain pada masahamil dan menyusui serta adanya keinginan untuk ikutmenggunakan kontrasepsi yang efektif dan tepat.
b.      Tujuan Khusus
Memberi pengetahuan kepada ibu tentang hygiene peroranganpentingnya menjaga kesehatan, kesehatan ibu untuk kepentingan janin, jalannya proses persalinan, persiapan menyusui dan KB.


Kebijakan
a.       Kegiatan harus disesuaikan dengan kesehatan ibu dan masalahyang ada.
b.      Pelaksanaannya dilakukan setiap minggu dengan materi dasar yangharus di review terus.
c.       Metode yang digunakan adalah demonstrasi dengan materi danpembicara berganti – ganti
d.      Tenaga pelatih atau pengajar adalah orang yang ahli di bidangnya
e.       Tempat pertemuan adalah di ruang tunggu puskesmas, kelurahanatau tempat lain yang dikenal masyarakat.
f.       Lamanya pelatihan tiap hari tidak lebih dari 1 jam.
g.      Beri teori 20 menit, selebihnya adalah demontrasi.


Materi Kegiatan
a.       Pemeliharaan diri waktu hamil
b.      Makanan ibu dan bayi
c.       Pencegahan infeksi dengan imunisasi
d.      Keluarga Berencana
e.       Perawatan payudara dan hygiene perorangan
f.       Rencana persalinan
g.      Tanda-tanda persalinan


Kegiatan yang Dilakukan
a.       Pakaian dan perawatan bayi
b.      Contoh makanan sehat untuk ibu hamil dan menyusui
c.       Makanan bayi
d.      Perawatan payudara sebelum dan setelah persalinan
e.       Peralatan yang diperlukan ibu hamil dan menyusui
f.       Cara memandikan bayi
g.      Demontrasi tentang alat kontrsepsi dan cara penggunaanya.


Pelaksana
a.       Pelaksana utama meliputi dokter puskesmas, pengelola KIA,Kader, Bidan.
b.      Pelaksana pendukung meliputi camat, kades, pengurus LKMD,tokoh masyarakat.
c.       Pelaksana pembina meliputi sub din KIA Propinsi, tim pengelolaKIA kabupaten


Faktor Penentu Keberhasilan
1.      Faktor manusia
2.      Faktor sarana (tempat)
3.      Faktor prasarana (fasilitas)


Pengelolaan program KIA bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pementapan program pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut :
a.       Pelayana antenatal
Pedoman pelayanan kebidanan dasar adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai standar pelayanan antenatal. Dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan 5 T yang terdiri dari :
1.      Timbang badan dan ukur berat badan dengan alat ukur terstandar
2.      (Ukur) Tekanan darah dengan prosedur yang benar
3.      (Ukur) tinggi fundus uteri dengan prosedur yang benar
4.      (Pemberian imunisasi) Tetanus Toxoid (TT) lengkap (sesuai jadwal)
5.      (Pemberian ) Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
b.      Pertolongan persalinan
Pada prinsipnya pertolongan persalinan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.      Pencegahan infeksi
2.      Metode pertolongan persalinan sesuai standar pelayanan
3.      Merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi
Dengan penempatan  bidan didesa, diharapkan secara bertahap jangkauan persalinan oleh tenaga ksehatan terus meningkat dan madyarakat semakin menyadari pentingnya persalinan yang bersih dan aman.
c.       Deteksi dini ibu hamil beresiko
Untuk menurunkan AKI yang bermakna, kegiatan deteksi dini dan penenganan ibu hamil beresiko/komplikasi kebidanan perlu ditingkatkan baik difasilitas pelayanan KIA maupun dimasyarakat. Dalam rangka itulah deteksi ibu hamil beresiko.komplikasi kebidanan perlu difokuskankeoada keadaan yang menyebabkan kematian ibu bersalin dirumah dengan pertolongnan dukun bayi.
Penempatan bidan didesa memungkinkan penanganan dan rujukan ibu hamil beresiko sejak dini, serta identifikasi tempat persalinan yang tepat bagi ibu hamil sesuai resiko kehamilannya.
d.      Penanganan komplikasi kebidanan
Kejadian komplikasi kebidanan dan resiko tinggi diperkirakan terdapat sekitar “15-20%” ibu hamil. Komplikasi dalam kehailan dan persalinan tidak selalu dapat diduga atau duramalkan senelumnya, sehingga ibu hamil harus berada sedekat mungkin pada sasaran pelayanan yang mampu member pelayanan obstetric dan neonatal emergency dasar (PONED). Agar puskesmas PONED maka harus didukung pula oleh tenaga medis dan non medis yang memadai
e.       Pelayanan kesehatan neonatal dan ibu nifas
Dewasa ini 2/3 kematian bayi (60%) terjadi pada usia kurang dari 1 bulan. Menurut SKRT tahun 2001, penyebab utama kematian neonatal adalah berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu sebesar 29%, asfiksia 27%, dan tetanus neonatorum 10%. Upya yang dilakukan untuk mencegah kematian neonatal diutamakan pada pemeliharaan kehamilan sebaik mungkin, pertolongan persalinan sesuai standar pelayanan dan perawatan bayi baru lahir yang adekuat termaduk perawatan talipusat yang higienis. Selain hal tersebut diatas, dilakukan pula uapaya deteksi dini dan penanganan neonatal resiko tinggi agar segera diberikan pelayanan yang diperlukan.

KB-KIA


Sumber : Buku ajar asuhan komunitas

Post a Comment