6/10/2012

Reportase Investigasi Obat Pelangsing Berborak


Dalam pergaulan, sebagian besar orang terutama para remaja menganggap bahwa penampilan adalah sesuatu yang penting.

Reportase Investigasi Obat Pelangsing Berborak
Untuk itulah banyak cara yang digunakan untuk memperoleh penampilan seperti yang diharapkan. Termasuk mengubah bentuk tubuh menjadi langsing. Saya sendiri sudah pernah menemui beberapa teman demi menjadi langsing dibela2in membeli berbagai macam produk pelangsing mulai dari kapsul, teh, dan berbagai bentuk obat pelangsing lainnya. Bahkan kadang ada yang sampai keluar masuk kamar mandi, tak jarang hingga lemas dan pucat. Namun, bila tak dibarengi waspada dalam menggunakan obat pelangsing bukannya mendapat bentuk tubuh yang ideal tapi malah akan mengganggu kesehatan.

Dalam penayangan reportase investigasi kali ini terungkap bahwa obat pelangsingpun juga menggunakan borak.
Borak atau pijer seringnya digunakan oleh oknum2 pembuat pangan yang curang. Namun, pembuat obat pelangsingpun juga menggunakannya.

Sebutlah KUCLUK, nama disamarkan,
dengan kamera tersembunyi, dapat mengungkap proses pembuatan obat pelangsing berbahaya yang dibuatnya.
Kucluk mencampur borak sebagai pengawet, brotowali untuk citarasa pahit, pewarna kayu untuk pewarna, dan pil obat pencahar yang ditambahkan secara serampangan.
Kesemua bahan tersebut dihancurkan dan kemudian dimasukkan kedalam kapsul yang sebelumnya sudah dia beli.

Sekali membuat Kucluk dapat menghasilkan 100 tablet. Rantai penjualan obat pelangsing Kucluk sangat mudah karena dia sudah memiliki pelanggang tetap di warung-warung meski tanpa merk yang jelas. Dan konsumen terbanyak tak lain adalah para remaja .

Seperti halnya Dini dan Dian (Nama disamarkan)
Bermula karena tidak ingin malu dan tidak ingin diejek karna bentuk tubuh yang besar akhirnya mereka berdua memutuskan untuk membeli obat pelangsing ketika di depan sekolahnya ada poster yang mengiklankan obat pelangsing yang kebetulan merupakan buatan Kucluk.

Mereka menghubungi nomer yang tertera di iklan tersebut dan bersedia membayar 221 ribu/ 30 kapsul serta janjian untuk bertemu di Rumah sakit, inilah salah satu strategi yang digunakan Kucluk agar konsumen lebih percaya dan benar saja dengan demikian Dini dan Dian awalnya tidak menaruh curiga.
Kucluk mengatakan kepada konsumennya bahwa boleh mengkonsumsi obat pelangsing tersebut hingga 3x/hari.

Setelah mereka mengkonsumsi obat tersebut bukannya turun 10 kg dalam1 bulan yang dijanjikan, namun berat badannya semakin naik. Efek samping berbahaya lainya juga dirasakan oleh kedua remaja tersebut seperti jantung berdetak lebih cepat, susah tidur, nafsu makan meningkat, pencernaan menjadi kurang baik hingga badan lemas. Akhirnya keduannya memutuskan untuk berhenti mengkonsumsi.

Namun Kucluk tidak memperdulikannya dan terus memproduksi obat pelangsing berbahaya tersebut, toh dia tidak pernah mendengar secara langsung ke telinganya keluhan-keluhan tersebut.


Sebenarnya hal yang paling mendasar untuk mendapatkan tubuh yang langsing adalah :

Mengupayakan bahwa dengan memakan makanan yang ideal/sehat maka tubuh akan sehat -> ketika tubuh dalam keadaan sehat -> maka tubuh akan menjadi ideal dengan sendirinya -> dan Berat badanpun juga akan menjadi ideal


Perlu diketahui siklus pencernaan
dari mulai jam 12.00 - 20.00 merupakan siklus waktu peyerapan
dari mulai jam 04.00-12.00 merupakan silus pembuangan ( untuk itu maka pada pagi hari dianjurkan untuk mengkonsumsi buah atau makanan berserat)

Perlu diperhatikan pula bahwa mengkonsumsi buah yang benar adalah 15- 20 menit sebelum makan, itu dikarenakan gula yang terkandung di dalam buah bisa merusak gizi dalam makanan.

Perlu perhatian dalam mengkonsumsi karbohidrat yang jangan terlalu banyak dan protein hewani seperti daging adalah makanan yang tidak mudah dicerna sehingga ketika mengkonsumsinya juga perlu ditambahkan protein nabati seperti sayuran. 

Jadi pada intinya, perhatikan apa yang kita konsumsi ideal dan sehat.
Penurunan berat juga dianjurkan dengan cara yang alami saja....








Resource : Reportase Investigasi minggu, TRANS TV,
3 Juni 2012
                                                                                                            Created by : Bidan Diah





Post a Comment